- Berdasarkan fungsinya terdiri dari:
1) Tari upacara (pemujaan/adat), contohnya Tari Dodot (Banten), Tari Sampiung (Rancakalong) dan Tari kengkong
2) Tari Hiburan (Tari pergaulan), contohnya: Tari Jaipong (Sunda), Tayub (Jateng)
3) Tari Pertunjukan, contoh; Tari Ksatria dan Tari Pesona
4) Tari Terapi (untuk penyembuhan), contohnya; Tari Saman (Aceh)
5) Tari pendidikan (terutama di Taman Kanak Kanak), contoh; Tari Ayam Sambung
- Berdasarkan jumlah pelakunya
1) Tari tunggal, contohnya Tari Topeng (Sunda) Tari TRUNAJAYA (Bali), Tari Kelana (Jawa)
2) Tari berpasangan, contoh; Tari Payung dan Serampang Dua Belas (Sumatra), Jaipong (Sunda)
3) Tari Bertiga, contoh; Tari Blancir (Jawa), Tari Lenggong (Bali)
4) Tari Berempat, contoh; Tari Bungko (Sunda), Serimpi (Jawa)
5) Tari Masal/Kelompok (lebih dari 5 penari), terbagi atas:
- Tari Tanpa Lakon, contoh; Tari Rudet (sunda)
- Tari Berlakon (Drama Tari), Wayang Wong (Jawa), Topeng
- Tari Berlakon Kreasi Baru: Jaka Tarub, Sangkuriang dll
d. Cabang – cabang seni Teater, yaitu:
- Berdasarkan bentuknya terdiri atas:
1) Teater Tradisional, contohnya Lenong, Ludruk, Longser
2) Teater klasik, contohnya: Wayang Golek, Wayang Kulit dll
3) Teater transisi/peralihan, contohnya Stambul, Srimulat
4) Teater modern, contohnya: Teater Pelangi dan Teater Monserrat
- Berdasarkan naskahnya terdiri dari:
1) Teater Tragedi, contohnya cerita Sangkuriang
2) Teater Komedi, contohnya : Bunga Rumah Makan karya Utuy Tatang Sontany
3) Teater Absur, contohnya Kapai – Kapai karya Aripin C Noor
No comments:
Post a Comment